Free Website Hosting
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

08 January 2009

Rwa Bineda


Semi-sejarah Calonarang, sebuah cerita dari dua terus menentang golongan, namun bergantung pada satu sama lain sebagai lengkap semesta

Balinesse dalam melihat, sukacita dan kesedihan tidak dapat dipisahkan, bila Anda untuk berbagi saat gembira, Anda tidak dapat menghindari rawan. Accurrence dari pada sukacita dan kesedihan dalam hidup ini adalah seperti anever-akhir lingkaran, dimana sukacita pasti akan diikuti oleh kesedihan, kesedihan dan segera diganti dengan lainnya joys - sebuah perpectual lingkaran. Rwa Binedha: dua perbedaan kekal, sebuah konsep yang Balinesse percaya yang baik dan jahat, kanan dan kiri, tuhan dan iblis akan terikat menjadi dua menentang golongan, terus menentang tetapi saling tergantung selengkap semesta.

Konsep dua menentang golongan diatur dalam berbagai cerita dan legenda, dan di antara yang paling terkenal adalah semi-sejarah kisah Calonarang. Calonarang adalah nama seorang perempuan yang tinggal di pesisir desa Dirah, whitin kerajaan J kediri.l janda, Calonarang juga disebut dengan nama Rangda Naten Dirah atau 'Rangda 9the janda) dari desa dirah'. Calonarang dikenal sebagai queen of withes kuat dan mampu membawa kekacauan pemikiran gerubug atau plagues atas kerajaan.

Sehingga Calonarang telah diberitahu bahwa sebuah tunggal putri, Dirah Ratna Manggali, yang tidak pernah seorang anak muda haf pendekatan atau mengusulkan perkawinan kepadanya karena takut dia witchcraff, berdasarkan dari warisan yang rendah jika ibu dapat ngeleyak daripada dia anak-anak akan mewarisi sama terrible kekuasaan.
Deep dalam kesedihan bercampur fury, Calonarang khawatir tentang kelanjutan dari te her bloodline dan geram karena kondisi ini mempunyai nama baik. Jadi satu malam gelap Calonarang setelah dia dipanggil untuk membantu siswa memberikan tulah kepada kerajaan, menyebabkan orang tahan sampai mati oleh muntah dan diare (mungkin gejala kolera) dan penyakit aneh.

Raja summoned yang Empu Bharadah HigHT imam, dan dia ditugaskan untuk mengatasi wabah. Empu Bharadah dari strategi adalah untuk menetapkan anaknya untuk misi, yaitu untuk menikahi Diah Ratna Manggali, kemudian mencuri rahasia yang kuat dari ajaran janda. Empu Bahula berhasil, tapi setelah sebentar Calonarang menyadari bahwa ia telah betrayed.

Calonarang terlawan Empu Bharadah ke batlle di malam hari di Setra Ganda Mayu luas kuburan dasar kerajaan. Yang menakutkan dan berkuasa batlle commensed antara dua kekuasaan gelap dan terang dan berlangsung sampai ke bawah. Karena kenyataan bahwa sihir hanya memiliki kekuasaan pada malam hari, Calonarang telah dibakar oleh abu ke kekuasaan sendiri setelah fajar. Warisan dia juga berhenti tulah yang tergantung di atas kerajaan.

Kisah ini terus diceritakan dalam salah satu pulau yang paling terkenal dan dikuduskan drama tari melibatkan Barong dan Rangda, yang mewakili kuasa terang dan gelap, dan terkenal tindakan terhunus keris sendiri stabbings oleh penari.
Halloween ini, melihat Bali sendiri sisi gelap, yang melemahkan, misterius, dan takut ... Bali telah karun dari mereka, sebanyak yang ringan samping keindahan warna-warni. Menemukan bahwa segi budaya Bali, bahkan pemikiran yang panjang dan berapi-api claws membelalak dan seringai fanged dari Rangda.



(Rwa Bineda In English)

The semi-historical Calonarang, a tale of two constantly opposing factions, but are dependent upon each other as a complete universe

In the balinesse view, joy and grief cannot be separated, for when you share a joyful moment, you cannot avoid the sorrowful. The accurrence of joy and grief in this life is like anever-ending circle, where joy will surely be followed by grief, and grief soon replaced by other joys - a perpectual circle. Rwa Binedha: two eternal differences, a concept the Balinesse believe that good and evil, right and left, gods and demons are banded into two opposing factions, constantly opposing but dependent upon each other as complete universe.

The concept of the two opposing factions is set in various tales and legends, and among the most well known is the semi-historical tale of Calonarang. Calonarang is the name of a woman who lived in the coastal village of Dirah, whitin the kingdom of kediri.l A widow, Calonarang was also called by the name of Rangda Naten Dirah or ‘Rangda 9the widow) from the village of dirah’. Calonarang was known to be a powerful queen of withes and was able to bring chaos throught gerubug or plagues over the kingdom.

So it is told that Calonarang had a lovely single daughter, Dirah Ratna Manggali, who never haf a young man approach or propose marriage to her due to the fear of her witchcraff, based on the low of inheritance that if the mother could ngeleyak than her children will inherit the same terrible powers.
Deep in sorrow mixed with fury, Calonarang worried about te continuation of her bloodline and was infuriated because of this reputed condition. So one dark night Calonarang called upon her students to help cast a plague upon the kingdom, causing the people to succumb to death by vomiting and diarrhea (perhaps symptoms of cholera) and strange diseases.

The king summoned the hight priest Empu Bharadah, and assigned him to resolve the plague. Empu Bharadah’s strategy was to assign his son to the mission, which was to marry Diah Ratna Manggali, and then steal the secrets of the powerful widow’s teachings. Empu Bahula succeeded, but after awhile Calonarang realized that she had been betrayed.

Calonarang challenged Empu Bharadah to batlle at night in the vast Setra Ganda Mayu grave grounds of the kingdom. The frightening and powerful batlle commensed between the two powers of dark and light and lasted until down. Due to the fact that black magic only has powers during night, Calonarang was burnt to ashes by her own powers after daybreak. Her demise also stopped the plague that was hanging over the kingdom.

This tale continues to be told in one of the island’s most famous and sanctified dance dramas involving the Barong and Rangda, who represent the power of light and dark, and the famed acts of unsheathed keris self-stabbings by dancers.
This Halloween, look into Bali’s own darker side, the unnerving, mysterious, and eerie…Bali has trove of them, as much as its lighter side of colorful beauty. Find the multifaceted culture that Bali is, even throught the long claws and fiery stare and fanged grin of a Rangda.

SEjarah Blog

Kata “Blog” memang tidak asing lagi bagi mereka yang sering berinternet kata blog itu sendiri merupakan singkatan dari web log, blog adalah sebuah situs yang asal muasalnya merupakan diary online yang dibuat oleh siapa pun, dimana pun, kapan pun, dan dapat dihat dimana pun diseluruh dunia ini. Isi sebuah blog cenderung lebih lugas, jujur, terus terang, apa adanya, dan lebih fenomenal di bandingkan dengan web lain pada umumnya.
Menurut sejarah yang tercatat di dalam Wikipidia, istilah weblog diperkenalkan atau lebih tepatnya dipakai pertama kali oleh John Barger pada tahun 1997. Selanjutnya, istilah ini disempurnakan lagi oleh Peter Merholz di tahun 1999 yang menyebut istilah "we blog" menjadi "weblog". Sekarang, weblog lebih dikenal dengan istilah yang lebih singkat, yaitu "blog". Selanjutnya, istilah ini mengacu pada website diary online yang ditulis oleh siapa pun dan ditujukan secara terbuka untuk semua orang.
Dalam sejarahnya, salah satu pionir Weblog adalah Xanga yang pada tahun 1997 memiliki koleksi sekitar 100 weblog saja. Kemudian dalam perkembangannya, di tahun 2005 saja Xanga telah memiliki lebih dari 50 juta weblog yang terdaftar di tempatnya.
Blog menjadi jauh lebih populer ketika dua orang dari Pyra Labs, yaitu Evan Williams dan Meg Hourihan menciptakan situs khusus para pembuat blog bernama Blogger.com yang kini diakuisis oleh Google, Sampai saat ini, Blogger masih banyak dipakai dan menjadi pesaing kuat Wordpress.

View Laut



Manusia

Manusia…
Mahluk Tuhan yang paling mulia…
Mungkin itu kini hanya tinggal cerita lama…
Lalu…
Kini manusia menjadi apa…?

Jika kini manusia dalam cerita…
Penuh dengan hawa nafsu dan dosa…
Keserakahan dan keangkuhan…
Menelan semua yang ada…
Tiada peduli dengan siapa yang punya…

Nurani manusia yang mulai mati…
Hanya mementingkan kelompok dan diri..
Tiada peduli lagi…
Yang penting diri Happy…

Bunuh teman sendiri…
Perkosa darah danging sendiri…
Penipuan serta korupsi…
Dan sebangsanya lagi…

Jika sudah begini…
Masihkan manusia mahluk paling mulia…
Jika nurani manusia telah mati…
Masihkan memahami agama…

Tanyakan semua itu pada diri sendiri…
Jika masih ada sisa nurani…
Jawab semua Tanya dengan hati…
Karena nanti sore kita akan mati…

Sifat Manusia Mendekati Binatang

Mari kita merenung sejenak…saat ini bangsa kita selalu dan hampir setiap hari terkena bencana alam seperti : tanah longsor,banjir,gempa gelombang tinggi yang selalu memakan korban jiwa.Begitupun dengan sebagian ulah manusia yang sifatnya mulai mendekati sifat binatang.Korupsi,pembunuhan, pembabatan hutan, pemerkosaan,dan bahkan perkosa anak kandung sendiri.Dimana akal dan pikiran yang sehat manusia saat ini…?Sifat angkuh dan ego selalu digemakan diantara luka hati masyarakat kecil.Kelompok-kelompok tertentu melakukan perbuatan anarkis terhadap sesama,bahkan dengan mengatasnamakan agama.Dimana nurani manusia saat ini…?Pernahkah kita semua untuk kembali kedalam diri kita masing-masing,pernahkah kita intropeksi diri…?
Dengan adanya segala bencana diBumi ini,tidakkah semua itu karena ulah manusia sendiri…?Lalu kalau bukan ulah dan salah manusia salah siapa…?
Mari kita renungkan bersama…
Negara Indonesia Negara Pancasila.Negara Indonesia berasaaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kenapa kita tidak mencoba untuk bisa saling bergandengan tangan menuju Indonesia Raya.Sudah saatnya mulai saat ini kita semua semestinya mempererat hubungan kita dengan sesama,hubungan kita dengan alam,dan hubungan kita dengan Tuhan.
Apa guna kita tonjolkan satu agama,bila laku kita tidak jauh beda dengan binatang…?
Atau mungkin Indonesia perlu menetapkan satu hari dalam setahun untuk intropeksi diri..
Hari Renungan.
Entah ini rasa atau hanya suara orang gila,mungkin alam kita sudah mulai murka dengan ulah manusia yang mulai tidak tahu diri.Setan-setan bergentayangan merasuki roh dan jiwa manusia yang kurang iman.Teori dan suara didepan orang banyak mendapat nilai 100,tapi dibelakang semua itu prakteknya 0 besar.Bersembunyi di balik tirai Agama,dengan nilai moral yang amat buruk…
Manusia…mari kita kembali kedalam diri kita masing-masing.
Hormati sesama,
Hormati alam disekitar..
Tunduk pada Tuhan…
Karena semua ciptaan Tuhan…

05 January 2009

Selamatkan Tata Ruang Bali

Selamatkan Tata Ruang Bali.
Bali pulau Sorga,Bali pulau seribu Pura,demikian diantaranya sebutan-sebutan indah untuk Bali.
Masihkah sebutan itu untuk Bali kini...?
Kenyataannya,
Hutan Bali yang dulu sangat lebat dengan pohon-pohon besar dan keramat,kini telah banyak dibabat dan tak lagi keramat.
Kawasan Bedugul yang dulu sangat eksostik pemandangan alamnya,kini terhalang sudah dengan angkuhnya bangunan-bangunan beton.
dan hutannya pula tidak masi lebat.
Dipinggir-pinggir jurang disepanjang jalan berlomba-lomba mendirikan bangunan.
Tower-tower berjubel seorang berlomba ingin menyujuh langit,seolah ingin menganti predikat Bali sebagai pulau seribu Pura
menjadi pulau seribu tower.
dan masih banyak lagi kenyataan-kenyataan yang kita bisa liat.Bali punya perda Tata Ruang No 4 tahun 1996 yang berasaskan
Tri Hita Karana,tapi pada kenyataannya asas itu banyak diacuhkan,
Mau dibawa kemana Bali...?

Mati Di Pagi Hari

Menari diatas duri ilalang yang telah mengering,
Gerakan gemulai telapak kaki berdarah dan menanah,
Bernyanyi dalam gema suara yang Fals,
Diiringi musik dalam alunan yang maya,
Tertawa diantara batu-batu karang yang diam,
Terbahak-bahak diatas keangkuhan,

Berlari dan selalu mencari,
Kesenangan yang tiada pernah terpuaskan,
Memenuhi hasrat dalam keserakahan,
Meninggalkan janji yang telah mati,
Berbau busuk menembus urat nadi,

Hingga tiba diujung pencarian,
Lalu tersesat dalam tujuan,
Hingga malam mengiringi,
Lalu terlelap dalam kegelisahan tanpa mimpi,
Hingga kita tiada menyadari,
Hanya keserakahan yang tertinggal dalam diri,
Hari pun telah pagi.
Dan kita pun telah mati…

Cinta Dan Kasih

Bagai seorang ibu,yang mengasihi anak-anaknya dengan cinta kasih yang tiada kenal batas,amat luas tak terbendung.
Lalu kenapa Cinta kasih kita tidak kita berikan kepada semua mahluk…?
Kenapa Cinta kasih kita tidak dipancarkan kesemua penjuru,ke timur,selatan,barat,utara,tengah dan atas…?

Kecantikan Hanya Sedalam Kulit

Kecantikan Hanya Sedalam Kulit.

Tubuh manusia tidak lebih dari ujung rambut sampe ujung kaki ,yang terdiri dari : Dibadan ada rambut,kuku,gigi,kulit,tulang,gumpalan daging,isi perut dan lainnya.Demikian unsur yang ada dalam tubuh manusia.Badan hanya tumpukan kotoran belaka,kecantikan hanya sedalam kulit,Manusia akan selalu dihadapkan pada tiga hokum alam yaitu : lahir,hidup,mati,Kita hidup,mencintai,bergembira,namun nyatanya dalam kehidupan ini begitu gelap oleh bayangan kematian,terbelenggu oleh sifat2 ketidakpuasan,keserakahan manusia.

Bagai bunga mawar yang dipandang

Atau lebatnya daun2 dipohon

Atau mekarnya bungan dimusimnya,

Atau fajar yang menyingsing setiap hari,

Atau bagai matahari,atau pelangi,

Demikianlah manusia terbelenggu,

Terjerat,tercekit semakin erat,

Bunga mawar layu,daun2 berguguran,

Matahari terbenam,pelangi menghilang,

Dan manusia pun………Mati”

Demikian manusia yang hidup dengan nafas,

Ada disana ada disini,ada hidup ada mati,

Dan akan selalu menimbun cerita lama,

Cerita yang penuh derita ,

Hidup hanya hari ini,

Dan keesokan paginya pun mati,

Cerita yang teramat singkat,

Dalam perjalanan menuju kematian,

Buahpun kini telah membusuk,

Yang basah telah mongering,Salju mencair,

Demikian juga yang lain….”

New Cell