23 November 2014
Pura Luhur Pucak Bukit Rangda
Sejarah.
Dalam Lontar Purana Jagat Bangsul disebutkan nama-nama gunung yang ada di pulau Bali. Diantara gunung-gunung tersebut ada disebutkan nama Bukit Rangda. Setelah itu juga disebutkan Sang Hyang Pasupati yang bersabda, bahwa keberadaan pucak Bukit Rangda diberkati semoga menjadi Kahyangannya Hyang Ludra yang disembah atau disungsung oleh seluruh keturunan orang Bali sampai kelak kemudian hari.
Nama Bukit Rangda diambil dari kata buket dan rangdu. Buket bermakna tenget atau angker atau sakti tanpa tanding, rangdu sama dengan kepuh. Dinamai Bukit Rangda karena disana dulu ada pohon rangdu atau kepuh yang sangat angker atau tenget. Tentang mulainya dinamai Bukit rangda yaitu pada tahun saka 111 atau tahun 189 masehi.
Setelah tahun berganti tahun, kemudian pada tahun saka 1315 atau 1393 masehi disebutkan Dukuh Mayaspuri yg bertempat tinggal di gedong purwa. Beliau mempunyai putra-putri yg bernama I Mucaling, Ratu Ngurah Tangkeb Langit, I Ratu Wayan Teba, I Made Jelawung, I Nyoman Pengadangan, I Ketut Petung dan Ni Luh Rai Darani.
Kemudian suatu hari I Mucaling ketentraman penduduk desa Lalanglinggah dengan melakukan penestian dan peneluhan atau pengeliakan untuk menghancurkan kawasan tersebut. Namun perbuatannya tersebut diketahui oleh Rsi Markandya, kemudian beliau melakukan pemujaan untuk menciptakan air tirta mukjizat yg sangat ampuh. Kemudian percikan air tirta itu menyebabkan I Mucaling Kepanasan dan kebingungan kumudian tidak tahan tinggal di Bukit Rangda. Hal tersebut menyebabkan I Mucaling mengungsi ke Jungut Batu dan kemudian menetap di Dalem Peed Nusa Penida. Tetapi saudara-saudaranya masih berada disana, kemudian mereka memeluk kaki Sang Rsi dan memohon perlindungan dari beliau. Kemudian Rsi Markandya memberiakan titah agar mereka mengantikannya untuk mendirikan Kahyangan Bhatara, sebagai tempat bersthananya Bhatara Hyang Ludra. Kemudian dibangunlah Kahyangan atau pura disana, lalu diupacarai atau diplaspas. Selain itu juga diselenggarakan upacara Pratistha Lingga di Kahyangan tersebut pada tahun saka 1340 atau 1418 masehi dan pura itu dimanai Kahyangan Penataran Pucak Bukit Rangda atau Pura Luhuh Pucak Bukit Rangda.
NAMA DAN LOKASI PURA
Nama lengkap Pura ini adalah PURA LUHUR PUCAK BUKIT RANGDA. Menurut Desa Administrasi, Pura ini terletak di perbatasan Desa Lalanglinggah bagian utara, dengan batas selatan Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan. Ditinjau dari Desa Adat, Pura ini terletak diantara Desa Adat Bangkiang Jaran, Bukit Tumpeng dan Penataran.
Secara fisik geografis Pura Luhur Pucak Bukit Rangda terletak di tempat yang berketinggian 200 meter dari permukaan laut, berada di puncak sebuah bukit yang dikitari oleh jurang-jurang yang cukup terjal. Sesuai dengan namanya, Pura ini memang betul-betul berada di puncak Bukit Rangda.
Menurut Lontar Purana Jagat Bangsul, kata Rangda berarti rangdu hutan atau kepuh, dan bukit berarti buket, dan buket berarti sakti tanpa tandingan. Bukit Rangda berarti tanah tinggi berbentuk bukit yang ditumbuhi rangdu hutan atau pohon kepuh besar yang keramat/ tenget atau mempunyai kekuatan gaib. Dengan demikian Pura Luhur Pucak Bukit Rangda adalah sebuah Pura yang terletak di puncak sebuah bukit yang dulu ditumbuhi pohon kepuh besar yang sampai kini tetap dikeramatkan karena mempunyai kekuatan gaib untuk melindungi keselamatan umatnya.
Pura ini dapat dicapai melalui jalan darat Denpasar-Gilimanuk, sampai di Banjar Suraberata belok ke utara menuju Pancoran, Bangal, Penataran, Bukit Rangda, dengan jarak tempuh lebih kurang 20 Km. Melalui Yeh Bakung, Bangkiang Jaran, Penataran, Bukit Rangda, lebih kurang 8 Km. Dari Pupuan melalui kemoning, Belatungan, Bangal, Penataran, Pucak Rangda lebih kurang 30 Km. Dari Bajera lebih kurang 23 Km, dan sejauh lebih kurang 41 Km dari Ibu Kota Kabupaten Tabanan, atau lebih kurang 62 Km dari Kota Denpasar. Iklim disekitar Pura ini sejuk menyegarkan dengan panorama pantai Yeh Bakung yang sangat indah.
Karya Agung Ngenteg Linggih.
Dudonan karya agung ngenteg linggih,mamungkah,mupuk pedagingan,tawur agung,mapadudusan agung,manawa ratna,wana kertih,@ Pura Kahyangan Jagat Luhur Pucak Bukit Rangda,( lalanglinggah,Selemadeg Barat,Tabanan)
18 Nov 14 : negtegang manik galih,ngingsah lan nyangling,
20 Nov 14 : nyamuh gede,metanding.
7 Des 14 : nuwur tirta,nedunang ida bhatara,mendak siwi,
14 Des 14 : melaspas linggih,melaspas bagia pula kerti,melaspas pedagingan,banten,
15 Des 14 : memenjor,wastra.
18 Des 14 : Ida bhatara desa pakraman pengempon kairing ke pura,
21 Des 14 : melasti pasih mekayu,mulng pekelem,
23 Des 14 : mepepada tawur.
24 Des 14 : tawur agung,panca kelud,mupuk pedagingan.
25 Des 14 : nyepi,oleman guru wisesa
26 Des 14 : mepepada karya,
27 Des 14 : puncak karya ngenteg linggih,
28 Des 14 : mapedanaan
30 Des 14 : ngeremekin,mepeed,
3 Jan 15 : ngelawa
4 Jan 14 : nyegara gunung
7 Jan 14 : nyineb karya,nuek bagia pula kerti,rsi bojana,
7 Feb 15 : abulan pitung dina.
Sane arsa medana punia durusang....!!!
Om Santih, Santih, Santih, Om
Labels:
Alam Bali,
Berita Bali,
Panorama Alam,
Pura,
Rupa-Rupa,
Tirta Yatra
Subscribe to:
Posts (Atom)