Free Website Hosting
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

13 December 2008

Nilai Pancasila Makin Dilupakan


Saat ini banyak orang tidak rungu akan nilai-nilai Pancasila.Mereka cendrung berpolotik dan berjuang untuk kepentingan
kelompok atau kepentingan pribadi dibandingkan memikirkan kepentingan umum baik Bangsa maupun Negara.
Nilai-nilai Luhur Pancasila yang digali oleh para pendiri bangsa seperti Bung Karno,kini jauh bergeser dari cita-cita semula.
Kemanusiaan yang adil dan beradab dan persatuan Indonesia makin tenggelam.Pergeseran akan makna keadilan
itu kita dapat liat dalam kehidupan sehari masyarakat.Contoh nyata soal keadilan,ada sebagian masyarakat bisa dipermaikan dalam hukum oleh orang-orang
yang punya kuasa dan punya banyak uang.Orang yang miskin dan yang tidak punya kuasa akan menjadi objek penderita.
Untuk itu mari kita bangkitkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.
Kita mulai dalam diri kita masing-masing demi terujudnya Indonesia yang adil dan beradab

Tumpek Wayang

Hari ini Sabtu, 13 Desember 2008 atau dalam kalender Bali itu Saniscara Kliwon Wayang adalah hari Tumpek Wayang, yaitu selebrasi untuk memperingati segala sesuatu yang berwujud seni. Seni yang dimaksud adalah keindahan. Ini merupakan wujud syukur umat Hindu terhadap Tuhan karena telah diberikan berbagai macam kelebihan dari makhluk lain khususnya kemampuan untuk berkreasi dalam bidang kesenian. Kalo kita ambli filosofinya, manusia ini bak wayang yang memainkan perannya tergantung kepada sang dalang (Tuhan). Agar wayang ini penampilannya apik, diberikanlah gambelan sebagai aksesoris agar gerakannya sesuai. Nah gambelan ini adalah kondisi-kondisi kehidupan yg kita alami, semestinya kita berwujud syukur kepada-Nya telah diberikan berbagai macam kondisi yang menjadikan hidup ini menjadi lebih hidup..(kayak iklan ajah he3x)

Hari ini umat Hindu melakukan persembahyangan ke pura-pura desa setempat, juga pura-pura yang ada di banjar-nya. Kita bisa melihat banyak prosesi adat Bali hari ini jika kita lage ada di Bali. Hampir semua banjar menggelar prosesinya sendiri. Begitu juga dengan desa yang memiliki tapakan (sesuhunan) Barong, mereka pasti menggelar acara sembahyang bersama, karena Barong dan gambelannya adalah wujud daris eni itu sendiri.

Mencari Ketenangan Di Bali

Jika Anda ingin mencari senang di Pulau Dewata, datang saja ke Bali bagian selatan. Di sana ada ingar-bingar Kuta, Legian, hingga pusat Kota Denpasar. Namun, apabila ketenangan yang Anda inginkan, pergilah ke Bali bagian timur. Mulai dari tempat peristirahatan, obyek wisata bernuansa spiritual dan sejarah, hingga aktivitas wisata bahari tersaji di depan mata.

Sudah sedemikian lama Bali bagian timur dan utara berada di bawah bayang-bayang Bali bagian selatan, maupun kawasan wisata lain di Bali, seperti Ubud dan Kintamani, diBali bagian tengah.

Terpangkasnya waktu tempuh dari Denpasar ke Karangasem, pusat kota di Bali bagian timur, dari sekitar 3 jam menjadi paling lama 1,5 jam setelah pembangunan Jalan By Pass Ida Bagus Mantra selesai, belum juga mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan ke wilayah itu. Padahal, Bali bagian timur punya sejumlah kawasan wisata yang tidak saja elok panoramanya, tetapi juga punya cerita yang tak kalah dibandingkan dengan kawasan wisata lain yang lebih mendunia, seperti Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, dan Pura Uluwatu.

Di sana antara lain ada Pura Besakih, yang merupakan pura terbesar di Bali, serta tiga istana air (Tirta Gangga, Jungutan, dan Taman Ujung) yang kental dengan nuansa sejarah, berupa taman dan bangunan di atas air yang dibangun oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut, sekitar tahun 1919.

Meski harus diakui panoramanya tidak seelok Kuta dan Nusa Dua yang termasyhur karena bibir pantainya yang panjang dan berpasir putih, kawasan Candidasa, sebuah kawasan wisata di Manggis, Karangasem, dengan 300 kamar hotel kelas bintang dan 400 kamar hotel kelas melati, akan menyuguhi wisatawan yang menginap di sana pemandangan lautan di Selat Lombok yang khas. Laut yang teduh, tenang, dengan sejumlah gugusan pulau-pulau kecil yang terletak antara Pulau Bali dan Nusa Penida.

Perairan di sekitar gugusan itu menjadi pusat kegiatan wisata bahari, tentu saja dilengkapi kawasan yang sudah lebih dulu dikenal, yakni Amed dan Tulamben, dua kawasan di ujung timur Pulau Bali.

Bupati Karangasem I Wayan Geredek, kepada Kompas di kawasan wisata Candidasa, sehari setelah hari raya Nyepi 2008, mengakui selama ini Karangasem belum dikenal oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Bahkan, daerah di ujung timur Bali itu seperti terlupakan dalam promosi pariwisata Bali maupun nasional. "Lihat saja tanda penunjuk jalan atau area wisata, daerah di Bali bagian timur tidak pernah tercantum di sana," kata Geredek melukiskan daerahnya.

Data Badan Pariwisata Bali tahun 2007 mencatat, tingkat hunian hotel di kawasan Candidasa baru sekitar 50 persen, jauh di bawah kawasan lain di Bali yang bisa mencapai 90 persen sepanjang tahun. Hal itupun secara otomatis memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke obyek pariwisata di Karangasem.

Geredek mengatakan, selain promosi yang masih kurang, persoalan infrastruktur juga tetap menjadi kendala. Tiga tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Karangasem menghabiskan anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk memperbaikinya, mulai dari memperbanyak penerangan jalan hingga pembangunan kawasan parkir dan tempat wisata di Pantai Candidasa.

Pelabuhan kapal pesiar

Salah satu momentum yang tengah ditunggu pemerintah kabupaten dan pelaku pariwisata di Karangasem untuk mengoptimalkan kepariwisataan di sana adalah pembangunan pelabuhan kapal pesiar bertaraf internasional yang diharapkan selesai semester pertama tahun 2009. Pelabuhan itu terletak di Labuhan Amuk, Manggis, sekitar 5 kilometer arah barat kawasan Candidasa. Kawasan itu bersebelahan dengan pelabuhan penyeberangan Padangbai.

Menurut Geredek, pelabuhan itu kelak diharapkan dapat secara nyata mengangkat dunia pariwisata Bali bagian timur serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Pelabuhan itu juga diharapkan menjadi pintu gerbang maupun penghubung pariwisata dengan daerah lain di kawasan Indonesia bagian tengah, khususnya Lombok dan Nusa Tenggara Timur.

"Bali timur tidak kalah elok dibanding belahan Bali lainnya. Jika Bali bagian selatan menawarkan wisata ingar-bingar, Bali bagian timur punya ketenangan. Pelabuhan kapal pesiar nanti diharapkan tidak mengusik ketenangan itu, tetapi justru menjadi persinggahan yang pas bagi penggemar wisata bahari maupun spiritual," kata Geredek.

Pelabuhan kapal pesiar di Labuhan Amuk, sekitar 60 kilometer timur Denpasar, menelan dana APBN Rp 70 miliar, APBD Provinsi Bali sekitar Rp 15 miliar, dan APBD Karangasem Rp 3,5 miliar khusus untuk penyediaan lahan inti seluas 1,5 hektar. Pelabuhan itu akan memiliki dua dermaga sepanjang 150 meter yang memungkinkan dua kapal pesiar berukuran besar melakukan bongkar muat dalam satu kali kesempatan.

Geredek optimistis, pelabuhan itu akan mulai dioperasikan sesuai jadwal, awal tahun 2009, dan nantinya mampu menarik minimal 200 kapal pesiar per tahun dengan penumpang rata-rata 1.000 wisatawan di setiap kapal.

Wayan Kariasa, Sekretaris PHRI Karangasem yang juga Manajer Alam Asmara Dive Resort Candidasa, mengungkapkan, selama ini kapal pesiar praktis tidak memiliki tempat bersandar yang aman dan nyaman. Akibatnya, sering kali Pelabuhan Padangbai dipaksakanmenjadi tempat bersandar sementara.

Ironisnya, karena pertimbangan kondisi pelabuhan itu yang berupa pelabuhan penyeberangan, kapal-kapal pesiar maksimal hanya berlabuh 1-2 malam saja. Akibatnya, pendapatan hotel dan restoran di Candidasa, yang notabene hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari Padangbai, kurang maksimal.

Bupati Geredek mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Karangasem terus berkomunikasi dengan sejumlah desa adat di Manggis agar bersiap menyambut keberadaan pelabuhan itu. Pemerintah Kabupaten Karangasem juga terus mengadakan pelatihan, khususnya di bidang perhotelan dan jasa lainnya untuk meningkatkan sumber daya manusia menghadapi para wisatawan mancanegara. Dengan demikian, warga setempat nantinya tidak terasing dan tersingkir oleh kehadiran pelabuhan internasional itu.
(sumber:www.kompas.com

New Cell